Senin, 17 Februari 2014

Wawancara

Wawancara dengan Narasumber

Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data atau memperoleh informasi dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber atau otoritas.

Adapun tujuan wawancara adalah sebagai berikut:

    bahan informasi,misalnya berkaitan dengan masalah sosial,politik,ekonomi,dll
    bahan opini,misalnya pendapat dan tamggapan narasumber terhadap suatu masalah.
    bahan ceriat,misalnya untuk mendukung penulisan karya sastra.
    bahan biografi,misalnya riwayat hidup tokoh yang akan ditulis.

Wawancara berdasarkan pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:

Wawancara Terstruktur, yaitu wawancara yang dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
Wawancara Tidak Terstruktur, yaitu wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan.

Wawancara memiliki 7 jenis,yaitu:

Wawancara Bebas, yaitu wawancara yang susunan pertanyaannya tidak ditentukan lebih dulu dan pembicaraannya tergantung kapada suasana pembicara.
Wawancara Terpimpin, yaitu wawancara dengan memakai daftar pertanyaan yang sudah disiapkan terlebih sebelumnya.
Wawancara Individual, yaitu wawncara yang dilakukan seseorang dengan responden tunggal.
Wawancara Kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan terhadap sekelompok orang dalam waktu bersamaan.
Wawancara Konferensi, yaitu wawancara antara seorang pewawancara dengan sejumlah responden atau sejumlah pewawancara dengan seorang responden.
Wawancara Terbuka, yaitu wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas jawabannya.
Wawancara Tertutup, yaitu wawancara berdasarkan pertanyaan yang terbatas jawabannya.

Tahap-tahap wawancara,yaitu:

    menentukan topik wawancara
    menentukan narasumber yand disesuaikan dengan topik wawancara.
    mengetahui identitas narasumber secara umum
    menghubungi atau mengkonfirmasi narasumber yang akan diwawancarai
    membuat garis besar atau daftar pertanyaan
    mempelajari masalah yang berkaitan dengan topik wawancara
    mempersiapkan alat Bantu untuk mencatat hasil wawancara

ketika wawancara dengan narasumber,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (etika/sopan santun), yaitu sebagai berikut:

    datang tepat waktu sesuai dengan perjanjian
    bersikap sopan santun,wajar dan ramah
    dahulukan pertanyaan yang ringan dan sederhana
    bertanya dengan kalimat yang jelas dan singkat sesuai dengan topik wawancara
    hindari pertanyaan yang bersifat pribadi
    mencatat hal-hal yang penting hasil wawancara dan menyimpulkannya sendiri
    jangan menyela apabila narasumber sedang berbicara
    selesai wawncara ucapkan terima kasih

Merangkum Hasil Wawancara

Menyimak informasi dari kegiatan wawancara merupakan kegiatan yang bermanfaat karena dapat menambah wawasan terhadap topik yang diangkat.

Rangkuman atau ringkasan adalah penyajian singkat dari sebuah tulisan asli atau hasil pembicaraan dengan tetap mempertahankan urutan-urutan isi atau pernyataan-pernyataan sesuai dengan karangan atau pembicaraan aslinya,serta tetap sesuai denagn sudut pandng penulis karangan atau pembicara.


Puisi

Salah satu model pembelajaran sastra yang merupakan model pembelajaran satra/puisi yaitu : parafrase puisi, melagukan puisi/pantun dan baca puisi.

1). Parafrase Puisi

Memparafrasekan puisi artinya mengubah puisi menjadi bentuk prosa/narasi tanpa mengurangi inti/makna puisi tersebut. Langkah termudah adalah dengan menyisipkan beberapa kata di antara dua kata dalam puisi sehingga menjadi bentuk prosa/narasi yang logis dan lebih mudah dipahami.

Contoh : memparafrasekan puisi “Karangan Bunga” karya Taufik Ismail.

Karangan Bunga
Tiga anak kecil
dengan langkah malu-malu
datang ke Salemba
sore itu
Ini dari kami bertiga
pita hitam
pada karangan bunga
sebab kami ikut berduka
pada kakak
yang ditembak mati
siang tadi


Karangan Bunga (paraphrase)
(ada) tiga anak kecil
(berjalan) dengan langkah malu-malu
(datang) ke Salemba
(pada) sore itu
Ini dari kami bertiga(kata mereka)
(sebuah) pita hitam
(disematkan) pada karangan bunga
sebab kami (merasa) ikut berduka
pada kakak (kami)
yang ditembak (hingga) mati
(pada) siang tadi.


Sekedar contoh cara penulisan parafrase puisi ‘Karangan Bunga’ adalah sebagai berikut :

Ada tiga anak kecil berjalan dengan langkah malu-malu. Mereka datang ke Salemba pada sore itu. “Ini dari kami bertiga” kata mereka. Sebuah pita hitam disematkan pada karangan bunga, sebab kami merasa ikut berduka pada kakak kami yang ditembak  hingga mati pada siang tadi.

Pembelajaran paraphrase puisi perlu latihan dan latihan. Karena semakin banyak berlatih perasaan dan penghayatan terhadap isi/makna sebuah puisi akan semakin terasah. Hal ini amat berperan dalam proses memparafrasekan sebuah puisi.

2). Melagukan Puisi/Pantun
Melagukan puisi sama artinya dengan membaca puisi dengan intonasi menurut nada-nada suatu lagu. Misalnya membaca puisi berjudul “Dengarkan Keluhanku” karya Ebiet G Ade dengan dilagukan dan disertai iringan musik gitar misalnya. Seperti kita ketahui Ebiet G Ade adalah sosok penulis puisi yang dilagukan. Anda dapat mengamati ternyata lagu-lagu Ebiet G Ade sejak album perdana  Camelia I sampai album Camelia V  hampir semuanya adalah puisi yang dilagukan.

Adapun Pantun yang dilagukan pada dasarnya hampir sama dengan puisi yang dilagukan. Hanya ini dalam bentuk pantun. Contoh pantun yang dilagukan yang pernah mencapai top hits misalnya “Ayam Jago”yang dinyanyikan oleh Rany Puspita ( kalau tidak salah). Demikian syairnya :

Ayam jago jangan diadu,
Kalau diadu jenggernya merah…………2x
Baju ijo jangan diganggu
Kalau diganggu yang punya marah……….2x
Jalan-jalan ke kota Paris
Lihat gedung berbaris-baris………..2x
Saya suka sama Bang Kumis
Orangnya ganteng juga romantis ………..2x


3). Baca puisi
Nah, kalau ini saya yakin pasti sudah pada tahu alias faham. Baca puisi sering dilombakan, misalnya lomba baca puisi’perjuangan’, festival baca puisi Islami, dsb. Yang ditekankan pada aspek penilaian dalam pembelajaran baca puisi adalah :
a. Lafal (ucapan) yang jelas dan benar.
b. Intonasi (tinggi rendahnya suara) yang tepat.
c. Dinamik (keras lemahnya suara) yang tepat.
d. Mimik (perubahan raut wajah) atau penghayatan.

Sebagai inovasi pembelajaran, guru dapat menggunakan berbagai macam model pembelajaran baca puisi, misalnya :
a). Dengar ucap ; artinya siswa mendengar kemudian mengucapkan persis seperti yang didengar. Siswa bisa mendengar contoh dari guru atau dengan media rekaman kaset/video puisi Penyair terkenal (WS Rendra, MH Ainun Najib).
b). Demonstrasi/Unjuk kerja ; artinya siswa mendemonstrasikan membaca puisi menurut kreasinya sendiri tidak menirukan siapapun. Siswa membaca menurut versinya sendiri, sehingga siswa menjadi dirinya sendiri. Namun demikian guru tetap perlu memberikan perbaikan/bimbingan  dimana perlu.

Dari kedua model pembelajaran di atas keduanya sama-sama baik karena saling melengkapi. Dengan mendengarkan contoh baca puisi dari ‘Penyair ‘ tertentu siswa diharapkan mampu mengapresiasi dan termotivasi untuk melakukan kegiatan baca puisi secara baik dan benar dengan melihat contoh yang sudah ada. Dan dengan mendemonstrasikan baca puisi menurut kreasi siswa sendiri maka siswa akan belajar untuk menjadi dirinya sendiri dan bukan sebagai pengekor/plagiat karya orang lain. Siswa akan belajar menemukan jati dirinya sendiri. Nilai originalitas baca puisi seperti ini menurut para ahli dipandang sangat tinggi.

Pembawa Acara

Membawakan acara merupakan keterampilan yang  sering  dibutuhkan dalam kehidupan  sehari-hari. Di  antara kegiatan yang memerlukan  adanya pembawa acara adalah upacara bendera, rapat,  upacara  penyambutan    tamu    resmi,    upacara pembukaan/ penutupan kegiatan, dan pentas seni.
Salah  satu  hal  yang  harus  diperhatikan  saat  membawakan  acara  adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar. Baik artinya sesuai dengan situasi acara yang dibawakan pembawa acara. Benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Baik dan benar artinya meskipun menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah, tapi pembawa acara juga harus menyesuaikan dengan situasi acara yang dibawakannya. Oleh karena  itu,  gaya  membawakan  acara  pada  saat  rapat  akan  berbeda  dengan  saat memandu acara pentas seni. Yang membedakan adalah situasi keduanya yang berbeda.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membawakan acara antara lain:
a.  Mengetahui sifat acaranya (resmi, semiresmi, atau tidak resmi);
b.  Mengetahui pengetahuan yang cukup mengenai acara yang dibawakannya;
c.  Menyiapkan acara yang akan dibawakan, yaitu berupa susunan acara dan kata-kata pengantar setiap mata acara;
d.  Memiliki kemampuan berbahasa yang baik;
e.  Memiliki kesiapan mental yang baik menghadapi para pendengar.

Berikut ini contoh kata-kata pengantar pada setiap mata acara :

a. Pembukaan
Bapak Kepala Sekolah yang terhormat,
Bapak/Ibu Guru dan para undangan yang saya hormati, Siswa-siswi SMP Harapan yang saya cintai Assalamualaikum wr. wb.,
Marilah kita  panjatkan puji  dan  syukur  ke  hadirat Tuhan  Yang  Mahakuasa.  Atas limpahan rahmat-Nya pada hari ini kita dapat melaksanakan acara pelepasan siswa- siswi kelas IX SMP Harapan tahun 2010.
Untuk mengawali acara ini marilah kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar acara ini berjalan sesuai harapan. Berdoa mulai ….


b.  Pengantar untuk sambutan
Hadirin yang berbahagia ….
Kita ikuti acara yang pertama yaitu sambutan dari Kepala SMP Harapan.
Yang terhormat Bapak Subur Badruddin, M.Pd. kami persilakan untuk memberikan sambutan.
….


c.  Pengantar untuk sambutan wakil wali siswa
Demikianlah sambutan kepala sekolah yang berintikan sebuah harapan agar siswa- siswi kelas IX dapat lebih berprestasi lagi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selanjutnya,  marilah  kita  dengarkan  sambutan  wakil  siswa  kelas  IX  yang  akan disampaikan oleh Ibu Mari Widiastuti. Ibu Mari Widiastuti, kami persilakan.

d.  Pengantar untuk sambutan wakil siswa kelas IX
Dua  bentuk  harapan  dari  wakil  orang  tua  siswa  kelas  IX  telah  kita  dengarkan. Sekarang  tiba  saatnya  kita  menyimak  sambutan  dari  wakil  kelas  IX  yang  akan disampaikan oleh Ihsan Mursyid. Kami persilakan.

e.  Pengantar untuk penerima hadiah
Hadirin yang saya hormati,
Dalam menempuh  ujian  akhir  tahun  ini,  beberapa  siswa  SMP  Harapan  berhasil mengukir prestasi akademik yang gemilang. Nilai tertinggi tahun ini dicapai oleh teman kita Harris Amrullah dari kelas IX-A. Juara II dicapai oleh Nastiti dari kelas IX-D, dan juara III dicapai oleh Alfado Kasroh dari kelas IX-. Siswa-siswi yang saya sebutkan tadi dipersilakan naik ke atas pentas untuk menerima penghargaan.
Kami mohon kesediaan Kepala SMP Harapan untuk memberikan penghargaan. Terima kasih, Bapak Kepala Sekolah dan para siswa berprestasi dipersilakan duduk kembali


f. Pengantar untuk hiburan
Beberapa acara telah kita lalui bersama.  Sekarang  tibalah pada acara yang kita nantikan, yaitu Acara HIBURAN.  Pada kesempatan kali ini siswa-siswi SMP Harapan akan menunjukkan kreasi terbaiknya. Sebagai pembuka, kita sambut tari yapong yang akan dibawakan oleh dara-dara cantik dari kelas VII-B.
Mohon tepung tangan yang meriah untuk penampilan mereka.
….
Demikianlah penampilan menarik dari kelas VII-B. Selanjutnya, marilah kita saksikan penampilan Aini Fitriani dari kelas VII-F yang akan menunjukkan kepiawaiannya dalam hal tarik  suara. Perlu diketahui, Aini Fitriani adalah pemenang festival lagu nasional yang diselenggarakan dinas pendidikan bulan yang lalu. ….
Luar biasa …! Tepuk tangan sekali lagi untuk penampilan Aini Fitriani.


g.  Pengantar untuk penutup
Tak terasa tiga jam telah kita lewati bersama. Berbagai rangkaian acara telah kita nikmati. Tibalah saatnya kita di penghujung acara ini. Mudah-mudahan acara hari ini memberi kesan  mendalam bagi kita semua. Sebagai pembawa acara saya mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan. Jayalah terus siswa SMP Harapan Teruslah berjuang untuk meraih cita-cita!

Minggu, 17 Februari 2013

Makalah PTK Make a Match

Makalah Ptk Make a Match by

Makalah PTK ini diajukan untuk kenaikan pangkat ke IV-B. Makalah ini telah diseminarkan di Kabupaten Tasikmalaya. Seminar difasilitasi oleh MKKS Kabupaten Tasikmalaya pada tanggal 19 Mei 2012 berlokasi di SMP Negeri 1 Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.

UTIK - Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match by

PTK Make a Match dalam Pembelajaran Slogan

PTK Make a Match by


UTIK, S.Pd. PTK. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-A Menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match pada Materi Slogan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Sukahening Tasikmalaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIII-A pada materi Slogan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang tiap-tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Kondisi awal sebelum penelitian, nilai awal rata-rata ulangan sebesar 6,80 meningkat 1,21 poin menjadi 8,01 pada siklus ke-2. Prosentase siswa yang melampaui KKM pada awal sebelum penelitian sebesar 48% meningkat 36 poin menjadi 84%.

Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi slogan di kelas VIII-A di SMP Negeri 3 Sukahening tahun pelajaran 2010/2011 dapat juga melibatkan siswa secara aktif terlihat dari prosentase siswa yang aktif pada pembelajaran sebelum penelitian sebesar 60% meningkat 42 poin menjadi 98% pada siklus 2 serta peningkatan prosentase siswa yang mengerjakan PR pada awal sebelum melakukan penelitian tindakan kelas sebesar 60% meningkat menjadi 100% pada siklus ke-2.